Harry Yassir Elhadidy Siregar

Communication Science, University of Sumatera Utara
"Horas" Medan - Indonesia

Laman

Kamis, 30 Desember 2010

Aku tak begitu suka tahun genap ini

Kata orang dulu:
Tidak ada yang patut disesali..., syukurilah semuanya apa yang telah terjadi. Pelajari terus, pertahankan yang baik dan buang yang buruk....

Jujur...
Sebenarnya aku tidak begitu suka dengan tahun ini. Walaupun begitu banyak keberhasilan dan kesuksesanku di tahun berlambang genap ini. Namun, tetap saja aku lebih menyukai tahun berlambang ganjil yang menunjukkan angka 2007. Ada sesuatu tak terlupakan di sebuah tanggal pada tahun itu. Ada perubahan besar yang terjadi di setiap pergantian waktu pada waktu itu. Intinya, aku kurang suka 2010.

Aku mencoba untuk mengintropeksi semua yang terjadi di tahun ini. Banyak memang keberhasilan, bahkan melebihi dari resolusi yang aku tetapkan di akhir tahun kemarin. Sayang, ada sesuatu yang hilang di tahun ini. Tak usahlah aku sebutkan. Biar aku memendamnya sendiri dalam lembaran tahun ini yang akan dihisab di yaumil akhir nantinya...

Segala sesuatu yang terjadi di tahun ini bukanlah takdir semata. Aku sendiri yang membuatnya! Aku tak ingin semua yang terjadi di tahun ini kembali terulang di tahun depan. Yang buruk pastinya! dan beberapa yang baik, tapi menurut aku tidak.


Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO theproperty-developer

Jumat, 17 Desember 2010

Ayah, Ibuku Terhebat dalam Sela Nafasku

Dimatamu masih tersimpan selaksa peristiwa...
(Ayah,,, kau terhebat dalam hidupku)

Ribuan kilo jalan yang kau tempuh
Lewati rintangan demi aku anakmu
(Ibu,,, tak ada yang menandingimu di dunia ini)

"Ayahku sering kali marah samaku"
"Iya, ibuku juga sering ngomel kalo aku ini itu"
Kata itu sering kali terdengar atau hanya sekedar terlintas di telingaku. Bukan dari orang tak dikenal, bahkan kalimat-kalimat itu acapkali ku dengar dari orang-orang terdekat dalam hidupku. Tak jarang aku menerima pengaduan mereka yang polos tentang orang tuanya. Bisa saja itu kesedihan, rasa tidak dipercayai, pengekangan dalam hidup, atau sekedar rasa was-was menjalan hidup karena ketakutan yang berlebihan terhadap orang tua.

Icha (Bukan nama sebenarnya) misalnya, hanya karena sebuah hal kecil hilang dalam kesadarannya, ia sudah merasa di ujung kehidupan. Ia paranoid terhadap ibunya sendiri. Menurut pengakuannya ternyata ibunya seorang yang tempramental tingkat tinggi. Sehingga untuk mengatakan kejadian yang sebenarnya ia pun harus menarik nafas pajang-panjang.

Begitu pula Andi (juga bukan nama sebenarnya). Ia tak berani mengambil resiko untuk mengatakan keinginnanya kepada orangtuanya karena mereka tak pernah mentolerir hal-hal yang diangap tidak penting. Kejadian demikian membuat Andi tak bebas untuk berkreatifitas.

Terima kasih ya Allah...
Engkau telah memberikan orang tua terbaik dalam hidupku...
Orang tua yang mengerti semua sela-sela kehidupanku...
Orang tua yang mengajarkan aku hidup,,,
Memberikanku semangat berjuang...
Menanamkan nilai-nilai agama padaku...
Mencukupi sema kebutuhanku.
Terima kasih ya Allah...
Ayah, ibuku terhebat dalam sela nafasku...


Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO theproperty-developer

Kamis, 16 Desember 2010

Tari Serampang Dua Belas : Satu Cerita pada Dua Belas Ragam Tari


Sepasang muda-mudi saling berputar dan melompat-lompat kecil. Menggerakkan seluruh anggota badan mengikuti irama pulau sari. Mata tak saling memandang dan kulit tak saling bersentuhan. Hanya gerakan kaki dipandang sebagai pengenal siapa dia. Sesekali mata melirik dan gadis pun tersipu malu. Berputar lagi sebanyak dua belas kali pada ragam tari yang berbeda.

Sepasang muda-mudi melayu pada tari itu akhirnya menikah pada tahap keduabelas ragam tarian ini. Saputangan menjadi simbol pernikahan mereka. Keduanya saling memegang kain kecil tersebut dan resmilah mereka sebagai sepasang kekasih dalam tari serampang dua belas.

Begitulah kisah asmara pemuda melayu yang dikemas dalam bentuk tarian. Tari ini merupakan jenis tari tradisional yang dimainkan sepasang anak manusia yang mengandung pesan tentang perjalanan kisah anak muda dalam mencari jodoh, mulai dari perkenalan sampai memasuki tahap pernikahan. “ Inilah salah satu cara masyarakat Melayu Deli pada zaman dahulu mengajarkan tata cara pencarian jodoh kepada generasi muda,” ujar Delinar, salah seorang kepala sanggar tari di Taman Budaya Sumatera Utara.
Delinar yang juga dosen seni tari di Universitas Negeri Medan ini memaparkan asal muasal kata serampang dua belas. Penamaan serampang dua belas sendiri diambil dari kata serampang dan dua belas. Serampang berarti cepat dan dua belas menandakan jumlah ragam yang ada pada tarian ini. Sehingga makna dari tari ini adalah dua belas ragam yang ditarikan secara cepat.
Ivan , seorang pelatih tari serampang dua belas juga menceritakan asal muasal tari ini. Pada tahun 1940-an tari ini diciptakan oleh Sauti, masyarakat melayu deli di Kabupaten Deli Serdang kala itu. Namun awalnya, tari yang menceritakan kisah sepasang muda-mudi ini dibawakan oleh laki-laki saja karena budaya melayu yang tidak membolehkan perempuan menari waktu itu. “Seiring perkembangan waktu, tari serampang dua belas pun dibawakan oleh sepasang muda-mudi,” tambahnya.


Makna Ragam demi Ragam

Irama pulau sari diputar. Terdengar ke seputaran Taman Budaya Sumatera Utara
sore itu. Sepasang muda-mudi mulai meragakan tarian khas melayu ini. Ocha dan Irham namanya.
Mereka berputar sembari melompat-lompat kecil yang menggambarkan pertemuan pertama. Pada ragam pertama ini bercerita tentang pertemuan mereka yang diselingi sikap penuh tanda tanya dan malu-malu.
Sambil berjalan kecil, dua muda-mudi melayu ini lalu berputar dan berbalik ke posisi semula sebagai simbol mulai tumbuh benih-benih cinta antara keduanya. Sayang, mereka belum berani untuk mengutarakannya.
Lagi-lagi mereka saling berputar . Sebagai simbol sedang memendam cinta. Ocha dan Irham semakin sering bertemu, sehingga membuat cinta makin lama makin bersemi. Namun, keduanya masih memendamnya tanpa dapat mengutarakannya. Gerakan dalam ragam ini pun menggambarkan kegundahan mereka yang memendam rasa.
Pada ragam keempat, mereka menari seperti orang mabuk yang menyimbolkan dua pasang kekasih yang sedang dimabuk kepayang. Mereka terus melenggak-lenggok dan terhuyung-huyung seperti orang mabuk. Proses pertemuan jiwa sudah mulai mendalam antara Ocha dan Irham.
Ocha berjalan melenggak-lenggok sebagai simbol memberi isyarat. Ocha terus berusaha mengutarakan rasa suka dan cinta dengan memberi tanda terhadap Irham. Mengikuti secara teratur kemana Irham bergerak.
Isyarat cinta mulai kelihatan. Irham memulai dengan menggerakkan sebelah tangan. Ia pun melakukan tarian dengan langkah yang seirama dengan ocha.
Mereka sudah saling menduga. Pada ragam ketujuh ini, menggambarkan terjadinya kesepahaman antara Ocha dan Irham dalam menangkap isyarat yang saling diberikan. Kaki saling memberikan isyarat. Dari isyarat ini mereka telah yakin untuk melanjutkan kisah yang telah mereka rajut hingga memasuki jenjang perkawinan. Setelah janji diucapkan, maka mereka seolah pulang untuk bersiap-siap melanjutkan cerita indah selanjutnya.
Irama pulau sari terus berdendang. Dua muda-mudi itu melonjak maju-mundur simbol proses meyakinkan diri. Melompat sebanyak tiga kali ke depan dan ke belakang. Mereka yang telah berjanji, mecoba kembali meresapi dan meyakinkan diri untuk memasuki tahap kehidupan selanjutnya. Wajah Irham merona senyum sambil memandang dara di depannya. Ocha seolah malu namun bahagia. Mereka bersuka ria menunjukkan asik bersenda-gurau sebelum memasuki jenjang pengenalan dengan keluarga.
Sampai pada ragam kesembilan. Mereka melonjak sebagai simbol menunggu jawaban. Gerakan ini menggambarkan upaya mereka untuk meminta restu kepada orang tua agar menerima pasangan yang mereka pilih. Mereka pun berdebar-debar menunggu jawaban dan restu orang tua mereka.
Muda-mudi itu pun saling mendatangi sebagai simbol dari proses peminangan Irham terhadap Ocha. Setelah ada jawaban kepastian dan restu dari kedua orang tua masing-masing, maka pihak Irham mengambil inisiatif untuk melakukan peminangan terhadap Ocha. Hal ini dilakukan agar cinta yang sudah lama bersemi dapat bersatu dalam sebuah ikatan suci, yaitu perkawinan.
Satu ragam sebelum pernikahan. Mereka berjalan beraneka cara sebagai simbol dari proses mengantar pengantin ke pelaminan. Setelah lamaran yang diajukan oleh pemuda diterima, maka kedua keluarga akan melangsungkan perkawinan. Mereka pun menari dengan senyum yang tak pernah berhenti sebagai ungkapan rasa syukur menyatunya mereka yang sudah lama dimabuk asmara menuju pelaminan dengan hati yang berbahagia.
Pada ragam keduabelas ini, keduanya saling memegang saputangan pertanda resmilah mereka sebagai sepasang kekasih. Kembali berputar dan berhentilah alunan khas melayu ini. Usai sudah kedua muda-mudi ini melakoni perannya dalam tari serampang dua belas. Bercerita dalam tarian. Pada duabelas ragam untuk satu cerita. (Harry Yassir Elhadidy Siregar)


Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO theproperty-developer

Rabu, 08 Desember 2010

Pesona Bukit Simarsayang, Perjalanan Murah tapi Tak Murahan


Ingin melihat dari ketinggian? Mungkin tidak harus mencari gedung pencakar langit atau menara-manara di sekitar Anda. Hanya bermodalkan kocek sebesar dua ribu rupiah, Anda sudah bisa melihat seluruh kota Padangsidimpuan dari atas sebuah bukit.
Konon katanya, diatas bukit ini ada sebuah batu besar yang dinamai batu simarsayang. Hingga kini masyarakat daerah sekitar nama bukit ini akrab dengan sebutan Bukit Simarsayang.

Dengan ongkos dua ribu rupiah dari pusat kota bumi Dalihan na Tolu itu, maka tibalah Anda di kaki bukit dengan sambutan hangat papan bertuliskan “Selamat datang di Bukit Simarsayang ".
Hanya ada dua pilihan untuk sampai ke puncak bukit. Berjalan kaki atau mengendarai kendaraan pribadi.. Jangan berharap Anda akan menemukan angkutan umum atau ojek untuk sampai ke atas bukit. Tidak begitu lama untuk sampai ke puncak. Dengan berjalan kaki sambil memAndangi sawah yang berbaris rapi, melihat pohon pinus yang berlomba-lomba memamerkan keanggunannya, dan memerhatikan aneka jenis pohon yang dikoleksi bukit ini, sekitar dua puluh menit sampailah Anda di loket pembayaran. Dua ribu rupiah, jangan lupa dipersiapkan sebagai modal dasar untuk sampai ke atas bukit. Mungkin, karena daerah itu belum begitu terjamah oleh pemerintah daerah setempat, pengelolaan retribusi pun masih begitu sederhana.
Beranjak dari daerah retribusi, lima menit melanjutkan perjananan, sampailah Anda di puncak bukit. Tersebar dimana-mana para pedagang makanan dan minuman yang tak kalah segar dengan udara yang ada. Mulai dari anak-anak hingga dewasa berlomba menawarkan jajanannya dengan harga yang relatif sama tapi metode yang berbeda. Pondokan- pondokan kecil juga tersedia bagi Anda yang ingin duduk santai sambil menikmati Kota Padangsidimpuan ditemani makanan-makanan ringan.
Ketika berada di atas bukit, pastinya keindahan arsitektur dan pemAndangan tata ruang Kota Salak Padangsidimpuan yang penuh keunikan dan keeksotisan menambah kenyaman dan kesempurnaan perjanaan Anda. Ditambah dengan letak kotanya yang tepat seperti sebuah mangkuk, dibawah dan dikelilingi berbagai bukit yang seolah-olah berbentuk mangkuk menjadikan Anda melihat sebuah pemAndangan yang jarang ditemui di tempat lain.
Selesai memAndangi keindahan dan keunikan Kota Padangsidimpuan dari atas bukit, tidak ada salahnya bagi Anda untuk naik sedikit kebagian atas sekitar lima ratus meter untuk melihat-lihat atau sekedar menyaksikan bangunan tua yang hanya tinggal bangunan. Bangunan sejarah yang menjadi penjaga bukit ini siang dan malam tanpa ada penghuninya satu orang pun. Ya, terpampang ukiran sederhana di depan bangunan itu. Universitas Graha Nusantara ( UGN ). Universitas tertua di Kota Padangsidimpuan yang telah berhenti aktivitasnya sejak dipindahkannya UGN ke pusat kota. Sofa-sofa lama, laboratorium bahasa yang masih lengkap, dan inventaris perkuliahan lainnya masih tertinggal di dalam gedung itu dengan balutan sarang laba-laba dan serpihan-serpihan kotoran cicak dan sejenisnya yang tak tahu menahu.
Sekedar ingin melihat kebun salak? Mungkin Anda harus sedikit jauh menuruni bukit di bagian belakang. Kebun salak penduduk berbaris rapi menunggu dipetik oleh pemiliknya. Tak salah bagi Anda yang belum pernah melihat kebun salak untuk sekedar melepaskan rasa ingin tahu.
Itulah gambaran jalan-jalan murah tapi memuaskan di Kota Padangsidimpuan. Bermodalkan dana yang seminimal mungkin Anda sudah bisa melihat berbagai keunikan dan keindahan pesona Bukit Simarsayang pastinya dengan udara segar yang tak perlu diragukan lagi. Tak harus mahal untuk mendapatkan berbagai keindahan di sekitar Anda. Selamat jalan-jalan.(Harry Yassir Elhadidy Siregar)


Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO theproperty-developer

Pasar Sangkumpal Bonang, Pusat Perdagangan di Pantai Barat Sumut


Dalihan Na Tolu: Mora, Kahanggi, Anak Boru. Slogan kebanggaan masyarakat Angkola - Mandailing itu terpampang besar di pusat Kota Padangsidimpuan. Slogan yang berada di atas tugu setinggi lima meter dan dikelilingi pancuran air menambah keindahan kota itu. Walaupun baru berumur genap sepuluh tahun sebagai sebuah kota, namun Padangsidimpuan pernah tercatat sebagai kota kecil dengan pertumbuhan ekonomi tercepat di Indonesia. Tak lupa pula Piala Adipura pernah diberikan kepada kota ini dalam beberapa periode. Disamping masyarakatnya yang masih kental menggunakan bahasa daerah, kota ini juga masih menjunjung tinggi nilai-nilai agama. Khususnya bagi yang beragama Islam, tabu rasanya bila kaum wanita tak memakai penutup kepala (kerudung).



Padangsidimpuan kerapkali menjadi tujuan utama para wisatawan yang ingin sekedar cuci mata atau belanja pakaian dan sejenisnya. Tak heran jika Pasar Sangkumpal Bonang selalu ramai didatangi pengunjung dari berbagai daerah. Mulai dari Panyabungan, Sipirok, Padang Lawas, Sosa, Batang Toru, Sibolga bahkan tak jarang pengunjung datang dari daerah Tapanuli bagian Utara.



Ya, Sangkumpal Bonang adalah pasar kebanggaan kota ini. Berdiri tepat di pusat kota, dengan bangunan tiga lantai dan luas sekitar satu hektar, pasar ini menjadi tujuan utama para pengunjung yang ingin berbelanja. Dengan kualitas yang tak diragukan lagi dan harga yang bisa dijangkau dari seluruh kalangan, menjadikan Kota Padangsidimpuan sebagai Pusat Perdagangan di Wilayah Pantai Barat Sumatera Utara (Sumut).

Menilik asal katanya. Sangkumpal bonang berasal dari bahasa daerah setempat yang artinya adalah segumpal benang. Maknanya adalah benang yang tipis tetapi jika disatukan akan menjadi kuat. Begitu juga dengan manusia. Jika bersatu akan menjadi sesuatu yang tak terkalahkan. Begitulah sekilas tentang filosofi kata sangkumpal bonang.

Pasar Sangkumpal bonang tepat berada di belakang Plaza Anugerah Trade Center. Sebuah pusat perbelanjaan yang baru beberapa tahun diresmikan dan menjadi satu-satunya plaza yang ada di kota itu. Di seberang plaza, berdiri kokoh nKantor Walikota Padangsidimpuan. Otomatis, suasana daerah itu setiap harinya begitu ramai. Kantor Walikota, Plaza, dan beberapa kantor Bank mengelilingi dengan rapi pasar itu. Tapi, tak pernah ada kemacetan yang berarti di wilayah itu. Mungkin karena jalur kendaraan yang ada begitu banyak sehingga banyak jalan alternatif bagi para pengguna jalan.

Sekitar tiga ratus meter dari pasar ada sebuah bangunan berbentuk lapangan yang sengaja dibangun ditengah jalan sehingga memisahkan jalan menjadi dua bagian. Alaman Bolak, itulah namanya. Maknanya adalah halaman yang luas sedangkan fungsinya adalah tempat upacara-upacara kedinasan ataupun kegiatan-kegiatan yang diselenggarakan Pemerintahan Kota Padangsidimpuan. Mungkin sama halnya dengan alun-alun kalau di daerah Jawa.

Tak hanya pakaian yang dijual di pasar ini. Menuruni lantai I pengunjung akan menjumpai deretan pedagang ikan dan kebutuhan pokok lainnya. Memasuki pintu lantai III, pengunjung bisa membeli berbagai pernak-pernik.

Penduduk Kota Salak juga memiliki beberapa alasan mengapa begitu tertarik berbelanja di Pasar Sangkumpal Bonang. Alasannya adalah selain para penjualnya yang terkenal bersahabat dan ramah, pasar itu juga menghasilkan kualitas pakaian dari luar daerah yang memang benar-benar berkualitas. Walaupun demikian, harganya cukup terjangkau dan tidak memberatkan keuangan. Adanya pasar tradisional yang menjual barang-barang kebutuhan sehari-hari juga menjadi alasan mengapa pasar ini banyak diminati masyarakat. Jadi, tak perlu belanja di dua tempat untuk hal yang berbeda. (Harry Yassir Elhadidy Siregar)


Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO theproperty-developer

Jumat, 03 Desember 2010

Jangan usai malam ini

Selamat Pagi...
Sabtu, 04 Desember 2010

Hari ini aku gak ingin datang pagi. Aku ingin malam tak berakhir. Aku ingin sendirian dalam kesunyian. Dalam malam yang membawa angin dingin yang berhembus ke setiap pori-pori makhluk yang sedang terjaga.

Malam benar-benar membuatku hampir menemukan kehidupan itu. Yaa,,.. hanya malam. KArena dia dapat memberkan dingin yang tak terhingga ketiak semua orang merasa kepanasan. KArena dia dapat memberi ketenangan dalam kesunyian ketiak semua orang merasa tak ada waktu ntuk merenung.

Bersama malam, aku bisa melihatnya sendiri merasakan pesona malam itu. Bersama malam, aku bisa menyaksikannya sendiri merasakan ke"dingin"an malam itu. Aku dapat melihat wajahnya yang dihembus angin malam. Walau hanya dalam mimpiku, walau hanya dalam khayalku...


Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO theproperty-developer

Ayah dan Ibu (Tak ada yang mampu menandingi kalian)

Kasih ibu sepanjang masa...
Kasih ayah sepanjang jalan...
Kasih anak sepanjang galah...

Mungkin, kata-kata itu tepat untukku. Yah, setelah ku merenung dan berjalan sendiri. Aku sadar, betapa sepanjang itulah kasih sayangku kepada mereka. Betapa tak terhingganya kasih sayangmu ibu, ayah kepadaku. Setiap nafasmu kau berikan untukku. Setiap langkahmu kau buat untukku. Betapa tak terucapnya dengan kata-kata semua perjuangannya mu ibu, ayah...

Aku terlahir sebagai anak yang menangis. Dan aku tak ingin pernah membuat seorangpun menangis. Walau, aku sering membuat seseorang menangis karenaku. Entahla. Entah udah kayak apa tulisanku...


Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO theproperty-developer

Kamis, 02 Desember 2010

Ketika Rasa bukan Sebuah Kata

Bismilllah...
Memang terlalu sering bagi seseorang untuk mengungkapkan perasaan. Tapi sulit bagiku. Seorang pemuda yang aku rasa biasa aja justru mengalami yang tak dapat aku selesaikan sendiri. Kata orang, aku terlalu mampu untuk menyelesaikan masalah seperti ini ketika itu masalh orang lain. Tapi aku justeru kembali bertanya. Kenapa keika masalah ini datang, aku justeru menghilang. Tak dapat menyelesaikannya dan membuat semuanya menjadi berantakan. Aku kalap. Aku hilang akal. Aku nggak

Mudah saja mungkin menyampaikan sebuah kata. Tapi tak semudah untuk melihat ia mengangis ketika kata itu berubah dalam sekejap. Semua terlalu ku pertimbangkan mungkin....


Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO theproperty-developer
Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Powered by Blogger